Mencoba Mengabdikan Kehidupanku

Tampilkan postingan dengan label Wisata. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wisata. Tampilkan semua postingan

Selasa, 13 Februari 2018

Tak Jauh Dari Jakarta, Keindahan Tempat Ini Seperti Di Surga


Rasa letih selama perjalanan seakan mendadak sirna saat melihat banyak pohon cemara tumbuh menjulang di sekeliling jalan. Berpadu dengan suara burung yang bersahutan indah membuat saya yang mendengarnya langsung suka dengan tempat ini.

Belum lagi udaranya yang dingin sekaligus sejuk seperti memberikan energi baru bagi tubuh ini untuk menjalani rutinitas ke depan. Rasa suka saya kemudian berkembang menjadi cinta ketika melihat keindahan alam yang ada di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), Bogor, Jawa Barat.

Ya, pada Sabtu 27 Januari 2018, saya pergi ke sana dari Jakarta dengan mengendarai sepeda motor. Total waktu tempuh perjalanan dari Salemba, Jakarta Pusat ke sana sekitar 3,5 jam.

Wajar saya jatuh hati dengan tempat ini karena semakin dalam saya masuk ke kawasan ini kedua kelopok mata semakin tak berkedip menatap karena saking indahnya. Malah kalau mau dibilang tempat ini seperti surga yang paling dekat dengan Jakarta.

Kenapa surga? Karena di sini saya bisa merasa menyatu dengan alam. Saya bisa berpuas-puas mandi dan berenang di air terjun atau curug yang sangat bersih airnya. Mata saya bahkan bisa melihat dasar sungai atau air terjun tersebut.

Total ada 8 air terjun di kawasan tersebut yang terdiri dari Curug Seribu, Curug Pangeran, Curug Ngumpet 1, Curug Ngumpet 2 atau Kondang, Curug Cigamea, Curug Muara Herang, Curug Cihurang, dan Curug Alami.

Untuk biaya masuk TNGHS saya harus merogoh kocek Rp 17.000 dengan rincian Rp 7500 tiket masuk/orang, Rp 7500 tiket masuk sepeda motor, Rp 2000 asuransi/orang.

Curug Pangeran



Nah, destinasi pertama saya adalah Curug Pangeran. Jarak dari pintu masuk TNGHS ke lokasi sekitar 1,7 Kilometer (KM). Untuk masuk ke curug saya harus kembali membayar tiket masuk Rp 10.000/orang dan Rp5000 untuk parkir sepeda motor.

Jarak dari pintu masuk sampai ke curug sekitar 300 meter. Trek ke air terjun naik turun, artinya ada yang trek menanjak dan menurun. Sementara itu, lokasi curug sendiri ada di bawah sehingga setelah naik kita harus menurun.

Airnya sangat jernih sehingga bisa terlihat dasar dari curugnya dan kalau dilihat dari atas maka air di sekitar curug akan terlihat biru.

Ketinggian air terjun tidaklah terlalu tinggi hanya berkisar 5-6 meter. Meski begitu, saya bisa berenang puas di curug ini karena punya kedalaman air yang cukup dalam. Di lokasi yang paling dalam bisa sekitar 3 - 4 meter.

Curug Kondang / Ngumpet 2


Lokasi curug ini tak jauh dari Curug Pangeran bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Untuk masuk ke dalam air terjun saya kembali harus merogoh kocek Rp 15.000, dengan rincian Rp 10.000 untuk tiket masuk dan Rp 5000 parkir sepeda motor.

Jarak dari pintu masuk ke curug sekitar 300 meter dan bisa ditempuh selama 5 menit. Trek sedikit menanjak dan masih bebatuan. Ketinggian air terjun di curug ini lumayan tinggi sekitar 15 meter.

Kondisi airnya pun sama dengan Curug Pangeran, benih dan bersih sekali sampai terlihat dasar dari curugnya. Untuk berenang juga cocok karena kedalaman air lumayan dalam.

Bagi Anda yang tidak bisa berenang sebaiknya menjauhi tanda pembatas aman berupa tali.

Curug Balong Endah


Nah, dari Curug Kondang Anda bisa trekking ke atas sejauh 250 meter menuju Curug Balong Endah. Dan seperti biasa saya harus membayar Rp 10.000 untuk masuk ke Curug Balong Endah.

Pilihan trekkingnya pun ada dua, pertama bisa menelusuri sungai dan kedua melalui jalur biasa. Saya sarankan, kalau ingin merasakan sensasi yang berbeda dan ingin melihat keindahan di sekitar sungai lebih baik pilih jalur trekking yang pertama.

Namun, karena saya sudah begitu letih maka pilihan kedua menjadi lebih rasional untuk mengejar waktu yang semakin sore.

Perbedaan mendasar Curug Balong Endah dan dua curug sebelumnya adalah di ketinggian air terjun. Kalau Curug Pangeran dan Kondang memiliki pancuran air terjun yang deras maka di Balong Endah tidak ada.

Jadi sebenarnya ini seperti aliran sungai yang deras saja, namun ada satu lokasi yang bagus karena ada tempat untuk berenang. Airnya pun dingin, jernih dan bersih sekali.

Saya sampai tergoda untuk berenang di sini.

Curug Ngumpet 1



Selain ketiga air terjun di atas saya juga singgah ke Curug Ngumpet 1. Lokasinya tak jauh dari Curug Pangeran. Tiket masuknya pun sama Rp 10.000 / orang, begitu juga dengan parkir sepeda motor Rp 5000/motor.

Dari pintu masuk ke air terjun hanya jalan sekitar 200-300 meter. Treknya tidak menanjak tetapi bebatuan, lama waktu tempuh sekitar 5 menit dengan berjalan kaki.

Dibandingan ketiga curug yang sudah dibahas, Curug Ngumpet 1 lah yang punya ketinggian air terjun yang tinggi. Hanya sayang di sini airnya tidak sejernih Curug Kondang, Pangeran, dan Balong Endah.

Hal ini, karena dasar dari Curug Ngumpet bukanlah bebatuan tetapi pasir sehingga membuat warna air keruh. Namun dari sisi keindahan, Curug Ngumpet 1 punya pemandangan yang indah.

Apalagi aliran air Curug yang deras membuat aliran air disekitar sungai juga deras sehingga indah untuk dilihat.

Selain air terjun masih ada objek wisata lain di Taman Nasional Gunung Halimuan Salak, seperti pemandingan air panas, Bumi Perkemahan Gunung Bunder, dan Pendakian Kawah Ratu.

Nah, bagi yang penasaran dengan keindahan curug-curug di TNGHS bisa lihat tayangannya di bawah ini.







Share:

Minggu, 18 Desember 2016

Belajar Toleransi Beragama dari Tana Toraja


Pemandangan Plaza Kolam Makale dari gereja Bukit Sion, di Jl Jenderal Sudirman, Kecamatan Makale, Tana Toraja, Minggu(27/11/2016). 

Bicara Tana Toraja tak lepas dari pesona pariwisatanya. Di sini Anda bisa menemukan banyak destinasi wisata, baik itu religi, alam, kuliner, dan budaya. Lebih dari itu, salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan ini juga dikenal sebagai daerah yang menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama.

Sebagai informasi, ada empat agama yang dianut masyarakat Tana Toraja. Kristen Protestan dan Kahtolik yang menjadi mayoritas, lalu Islam dan Aluk Todolo—aliran kepercayaan setempat.

Meski nasrani menjadi agama dominan di sana, bukan berarti keberadaan rumah ibadah agama lain sulit ditemukan. Di Kecamatan Makale misalnya. Masjid bisa ditemui di pinggir jalan, lokasinya bahkan ada yang berdekatan dengan gereja.

“Di sini untuk pemberian ijin tempat pembangunan ibadah mudah. Kami memberikan kebebasan sebesar-besarnya kepada warga Tana Toraja untuk beribadah,“ papar Bupati Tana Toraja, Nico Biringkanae, saat berbincang dengan penulis, Rabu (30/12/2016).

Tak hanya itu, lanjut Nico, untuk menghargai umat Islam beribadah, jam kebaktian gereja pun diatur sedemikian rupa. Hal ini agar kedua umat bisa lebih hikmat beribadah.

Bupati Tana Toraja Nico Biringkanae sesaat sebelum membuka Festival Pena Toroja di Lembang Lea Senin(28/11/2016). 

“Jadi kalau ada masjid dan gereja berdekatan, umat kristiani baru memulai ibadah setelah bunyi adzan selesai dikumandangkan, begitu juga sebaliknya,” kata Nico.

Menurut dia toleransi antar umat beragama di Tana Toraja tak hanya terbatas dari fisik bangunan rumah ibadah saja. Dalam kehidupan sehari-hari banyak keluarga di sana yang saling berbeda keyakinan.

“Seandainya ada lima orang penguni rumah, tidak menutup kemungkinan dua orang kristen dan tiga Islam. Atau empat kristen dan satu islam, ujar Nico.

Hal senada disampaikan pula Ketua Kantor Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Tana Toraja, Banyamin Bara. Menurutnya saling menghargai antar pemeluk agama terlihat pula dalam upacara adat setempat.

“Agar umat Islam bisa ambil bagian di acara adat, syukuran misalnya, biasanya kami meminta warga muslim untuk memasak sendiri hidangan yang akan kami makan,“ ujar Benyamin, kepada penulis, Selasa(29/11/2016).

Dengan begitu, lanjut Benyamin, tak perlu ada kekhawatiran bila umat muslim di Tana Toraja tidak bisa mendapat hidangan halal. Mereka pun bisa datang ke acara syukuran.

Sementara itu, Anto yang merupakan warga asli Makale menyatakan, kehidupan damai antar umat beragama di sana tercermin dari perayaan hari besar keagamaan. Menurutnya, baik Natal dan Lebaran di Tana Toraja sama-sama ramai dirayakan warga setempat.

“Umat nasrani ikut berkeliling merayakan malam takbiran lebaran,“ ujar Anto yang sehari-hari berprofesi sebagai supir kendaraan sewa kepada penulis, Kamis(1/12/2016).




Share:

Kamis, 10 Maret 2016

Ini Alasan Kenapa Kalian Harus Naik Ke Puncak Monas

Monas Jakarta


Siapa yang tidak tahu Monumen Nasional (Monas), semua warga Indonesia apalagi Jakarta pasti pernah ke Monumen setinggi 132 M. 

Ide awal membangun monumen ini adalah sebagai tempat untuk mengenang perjuangan rakyat Indonesia merebut dan mempertahankan kemerdekaan dari tangan Hindia Belanda.

Seiring  waktu Monas kini tidak hanya identik sebagai monumen perjuangan. Keberadaan hutan kota, lapangan olahraga dan satwa rusa membuat Monas menjadi ramai dikunjungi warga yang ingin berakhir pekan..

Nah bagi kalian yang sudah pernah ke Monas apa sudah naik sampai ke puncak Monumen? Bagi yang belum, ini alasan kenapa kalian wajib harus naik ke puncak Monas.

1. Kesempurnaan Mengunjungi Monas



Monas Jakarta


Sudah pergi ke Monas berkali-kali namun tidak pernah sampai ke puncak sama saja kalian pergi ke Monas tapi belum klimaks. Kenapa, karena ikon emas yang menjadi daya tarik utama Monas tepat berada di atas puncak monumen. 

Emas berwujud lidah api menyala itu adalah gambaran semangat membara rakyat Indonesia dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. 

Sementara bagi masyarakat pendatang dari luar ibu kota, emas seberat 38 kg tersebut menggambarkan Jakarta sebagai kota pusat perputaran uang. 

Jadi jika ingin mencari uang dan berhasil maka merantaulah ke Jakarta. Begitulah anggapan orang daerah, maka jangan heran banyak perantau mengadu nasib di Ibu Kota. 

Nah jika kalian sudah berada di puncak walau tidak bisa melihat dan memegang emas raksasa itu, namun setidaknya berada persis di bawahnya. Jadi kita sangat dekat dengan ikon ciri khas kota Jakarta itu. 

2. Belajar Bersabar & Berjuang



Monas Jakarta


Kebanyakan orang gagal naik ke puncak karena tidak punya keinginan kuat. Bukan lebay sih, tapi memang kenyataannya seperti itu. Anda tidak akan sampai ke puncak jika tidak punya tekad kuat dan berjuang mendapatkannya. 

Kenapa saya bilang seperti itu, karena antrean menuju puncak sangatlah panjang. Anda sekeluarga bisa menunggu hampir 2 jam baru bisa masuk ke lift kecil yang akan membawa ke puncak. 

Saya berkunjung di hari selasa saja antrenya seperti gambar di atas, apalagi jika datang pada akhir pekan/libur.  

Nah disinilah kita belajar untuk bersabar dan menahan rasa letih berdiri menunggu antrean. Coba bayangkan perjuangan kita mengantre belum ada seujung kukupun, jika dibandingan dengan perjuangan Rakyat Indonesia dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan RI. 


3. Pemandangan Yang Menakjubkan


Monas Jakarta


Segala keletihan dan kesabaran dalam mengantre akan terbayar jika sudah sampai ke puncak Monas. Pemandangan indah akan menyapa Anda. 

Dari puncak Monas kalian seperti berada di pusat Ibu Kota karena bisa melihat pemandangan Jakarta Barat, Pusat, Timur dan Utara dari atas. 

Tidak hanya gedung-gedung bertingkat saja, namun ujung laut ancolpun akan terlihat dengan jelas. Kalau sudah begini teori yang mengatakan bumi itu bulat akan terlihat jelas dari puncak Monas. 

4. Arti Candaan Dilihat Dari Ujung Monas

“Lo ganteng kalau dilihat dari ujung monas, lo cantik kalau dilihat dari ujung monas.” 

Mungkin kalian sering mendengar candaan itu. Nah jika  sudah sampai ke puncak baru akan mengerti maksud dari candaan tersebut.

Ketika berada di puncak semua yang ada di bawah akan terlihat kecil sekali bahkan tidak terlihat. Jadi jika ada orang berkata seperti itu artinya dia sedang meledek kita, alias mau bilang kalau kita ini jelek. 

5. Selfi Di Atas Monas


Monas Jakarta


Selfi sekarang sudah menjadi hal wajib dilakukan generasi gadget. Tidak hanya anak muda, semua kalangan pun lama-lama tertular dengan kebiasaan itu hingga menjadi suatu budaya. 

Hampir semua pengunjung di puncak Monas selfi dengan bantuan tongsis kepunyaanya. Memang kebanyakan ABG yang melakukannya, namun terlihat juga orang dewasa dan orang tua tak canggung berselfi ria.

6. Ajang Pamer di Sosmed
Monas Jakarta

Kalau ini sudah sudah mendarah daging. Siapa sih yang tidak punya akun Facebook, Twitter, Instagram dan Path.  

Orang Indonesia suka sekali beraktifitas di Sosmed apalagi ABG. Mulai dari bangun tidur, sarapan, makan siang, makan malam hingga mau tidur pun selalu update status.  

Nah setelah asyik berselfi ria sudah pasti kalian akan upload ke sosial media dengan beragam hastag unik. Tujuan utamanya sih pamer.

7. Merasakan Kebesaran Tuhan 


Monas Jakarta


Kita bisa melihat langit, gedung-gedung bertingkat dan laut dalam satu landscape pemandangan. Sungguh luar biasa, dunia ini begitu indah, alam ini begitu menakjubkan. Apalagi jika manusia bisa menjaga alam maka semuanya akan menjadi suatu harmoni. 

Saya merasakan itu, ini baru puncak Monas. Masih ada puncak lain yang lebih tinggi. Dari Monas kita belajar bahwa Tuhan Sang Pencipta adalah Mahabesar, kita manusia ini tidaklah ada apa-apanya. 

Tidak ada alasan secuil pun kita untuk bermegah diri, tinggi hati dan sombong. Karena hanya Tuhanlah yang patut bermegah diri dengan segala ciptaannya

8. Diterpa Angin Kencang

Bagi yang sering berkunjung ke pantai pasti sudah tidak asing lagi dengan terpaan angin laut. Lalu bagaimana dengan terpaan angin di ketinggaan 433 kaki? 

Anda akan merasakan terpaan angin menyegarkan dengan tekanan lumayan kencang. Yah... begitulah rasanya, bagi yang pernah naik halikopter mungkin akan merasakan hal sama.

Jadi yang mau naik helikopter tapi belum terwujud, naiklah dahulu ke puncak Monas untuk merasakan atmosfer terpaan anginnya. 

Informasi Operasional :
- Hari : Setiap Hari (Kecuali Senin, di pekan terakhir setiap bulan tutup)
- Jam : 08:00 - 15:00 WIB

Harga Tiket :
Monas Jakarta







Share:

Senin, 07 Maret 2016

RPTRA Amir Hamzah, Alternatif Tempat Wisata Di Jakarta

Ancol, Dunia Fantasi, Taman Mini Indonesia Indah, Monas dan Kompleks Gelora Bung Karno adalah tempat wisata populer warga Jakarta di akhir pekan. 

Namun pernahkah terpikir untuk berlibur ke sebuah taman di Ibu Kota?

Seperti pembahasan di artikel sebelumnya kenapa warga Jakarta butuh udara segar, jadi tidak ada salahnya Anda menjadikan taman-taman di Ibu Kota sebagai tempat wisata. 

Saat ini Jakarta juga sudah punya banyak taman berkategori baik, salah satunya adalah taman berikut ini. 

Bagi Anda yang tinggal di sekitar daerah Matraman dan sekitarnya mampirlah  ke Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Amir Hamzah di Kelurahan Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat. 

Di sini Anda sekeluarga bisa berlibur tanpa dipungut biaya.

Tempat Wisata Ruang Terbuka Di Jakarta

Anda bisa relaks menghirup udara segar sementara anak-anak menikmati berbagai arena bermain.

Tempat Wisata Ruang Terbuka Di Jakarta


Tempat Wisata Ruang Terbuka Di Jakarta


Diresmikan Gubernur DKI Jakarta, Ahok pada 26 Februari 2016, RPTRA ini adalah oase bagi warga sekitar. Bagaimana tidak dengan adanya fasilitas ini, anak-anak menjadi punya tempat bermain. 

Ahok bahkan berharap agar taman ini menjadi tempat curhat warga setempat. RPTRA pada dasarnya adalah taman yang dilengkapi dengan berbagai faslitas, seperti perpustakaan, balai latihan, sarana permainan anak dan lapangan olahraga.

Bagi yang hobi bermain futsal, basket, bulutangkis dan voli, bisa memanfaatkan lapangan di RPTRA yang memang sengaja di desain untuk olahraga tersebut.

Tempat Wisata Ruang Terbuka Di Jakarta
Lapangan Bulutangkis, Voli, Dan Basket

Tempat Wisata Ruang Terbuka Di Jakarta
Lapangan Futsal Mini

Tempat Wisata Ruang Terbuka Di Jakarta
Lapangan Basket
Selain bermain anak-anak juga dapat membaca berbagai macam buku di perpustakaan mini. Ibu-ibu bisa mendapat mendapat pelatihan di balai pelatihan yang ada di RPTRA.

Tempat Wisata Ruang Terbuka Di Jakarta
Perpustakaan Mini

Tempat Wisata Ruang Terbuka Di Jakarta
Balai Latihan Warga

Ada tanaman apotek hidupnya juga loh...benar-benar lengkap.

Tempat Wisata Ruang Terbuka Di Jakarta
Apotek Hidup
Di tengah taman terdapat patung Gus Dur kecil yang sudah ada sejak 25 April 2015. Ternyata masa kecil Gus Dur di habiskan di daerah Mentang. 

Tempat Wisata Ruang Terbuka Di Jakarta
Patung Gus Dur Kecil
Bagi yang merasa kurang sehat tersedia fasilitas lantai refleksi. Anda cukup berjalan di atas lantai tersebut tanpa alas kaki. 

Tempat Wisata Ruang Terbuka Di Jakarta
Lantai Refleksi

Untuk menjaga kebersihan dan fasilitas RPTRA Amir Hamzah dijaga 5 petugas kebersihan. Kedepan bakal akan ada petugas keamanan khusus, taman ini juga dilengkapi 2 CCTV.

Tempat Wisata Ruang Terbuka Di Jakarta
CCTV RPTRA Amir Hamzah
Oh iya karena ini program CSR Pemprov DKI tidak mengeluarkan dana sepeserpun, semua biaya renovasi di tanggung Barito Pacific.

Bagi kalian yang ingin mengunjungi taman ini mohon perhatikan peraturan berikut. Petugas kebersihan dan keamanan tidak segan-segan menegur siapa saja yang melanggar peraturan.

Tempat Wisata Ruang Terbuka Di Jakarta
Peraturan RPTRA Amir Hamzah
Tempat Wisata Ruang Terbuka Di Jakarta
Peraturan RPTRA Amir Hamzah
Semoga semua taman yang ada di Jakarta bisa direnovasi seperti ini atau bahkan diperbanyak sehingga tingkat polusi Jakarta bisa berkurang. 

Saya membayangkan jika setiap kelurahan mempunyai taman seperti ini, pasti tingkat stress warga Jakarta akan berkurang drastis. 





Share:

Jumat, 19 Februari 2016

Perpustakaan Ini Cocok Untuk Orang Tua Yang Punya Balita

Perpustakaan Jakarta Barat

Untuk Anda para orang tua di Jakarta Barat yang ingin mengajari anaknya belajar sambil bermain, maka perpustakaan ini bisa menjadi tempat yang pas. Anda dan anak dapat bermain sepuasnya tanpa perlu memikirkan biaya alias gratis.

Perpustakaan bergedung megah tersebut adalah perpustakaan daerah khusus Administrasi Jakarta Barat. Berlokasi di Jl Tanjung Duren Barat, No 36, Jakarta Barat, perpustakaan ini diresmikan mantan Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo pada 30 Januari 2012.

Kenapa tempat sangat cocok bagi orang tua yang punya anak kecil? Karena pada lantai pertama, perpustakaan ini menyediakan koleksi khusus buku untuk anak-anak play grup, TK dan SD. Selain buku, disediakan juga wahana bermain untuk anak usia 2- 4 tahun.

Perpustakaan Jakarta Barat

Perpustakaan Jakarta Barat


Sementara untuk kalian orang dewasa bisa menikmati perpustakaan umum di lantai dua. Sayang lift rusak, jadi mau tidak mau harus menaiki anak tangga.

Koleksi buku di perpustakaan umum (Lt 2) mencakup berbagai cabang ilmu seperti, Bahasa & Linguistik, Kesusastraan, Ilmu Murni, Ilmu Terapan (Teknologi), Ilmu Sosial, Kesenian, Hiburan, Olahraga, Agama, Filasfat & Psikologi, Karya Umum serta Geografi & Sejarah.

Perpustakaan Jakarta Barat


Bagi yang senang membaca koran dan majalah di lantai ini kalian bisa mendapatkan koran serta majalah terbaru. 

Perpustakaan Jakarta Barat

Perpustakaan Jakarta Barat

Di lantai 2 juga ada satu ruangan terpisah yang berisi koleksi berbagai buku ensiklopedia.

Perpustakaan Jakarta Barat
Koleksi Ensiklopedia

Total koleksi Perustakaan Jakarta Barat mencapai 54.560 judul / 100.715 eksemplar. 

Bagi anda masyarakat kota Jakarta Barat yang ingin menjadi anggota persyaratannya mudah , cukup membawa :
-          Fotocopy KTP
-          Pas Photo 2x3, 3 lembar
-          Foto copy Kartu Keluarga

Jangka waktu peminjaman buku 2 minggu, jika telat mengembalikan akan dikenakan denda  Rp 200/ hari untuk setiap buku, selain itu anda juga tidak bisa meminjam buku kembali.

Perpustakaan ini dilengkapi dua alat canggih, Mesin Pengambalian Buku Otomatis dan Book Shower. Dengan Mesin Pengembalian Buku Otomatis anggota yang ingin mengembalikan buku tidak perlu repot-repot bertemu petugas, cukup masukkan buku ke dalam mesin dan tempelkan kartu anggota. Sementara Book Shower adalah alat untuk membersihkan buku. Sayang ketika saya berkunjung ke sana hanya Book Shower yang masih bisa berfungsi .

Perpustakaan Jakarta Barat
Mesin Otomatis Pengembalian Buku

Perpustakaan Jakarta Barat
Book Shower
Sebenarnya gedung ini dilengkapi dengan fasilitas internet, namun sayang ketika saya mencobanya tidak berfungsi. Saat bertanya ke petugas penjaga yang merupakan anak-anak magang SMK, apakah masalah koneksi wifi baru bermasalah pada hari ini atau dari kemarin, mereka menjawab sudah dari kemarin-kemarin.  Sangat disayangkan.



Walau sudah dilengkapi dengan fasilitas pendingin ruangan(AC) tapi entah kenapa udara yang terasa lembab dan panas.

Saat menelusuri ruangan lain yang ada di lantai dua dijumpai ruangan yang sudah diberi label tertentu namun pada prakteknya tidak difungsikan alias kosong.




Sangat disayangkan, ketika sudah di dukung dengan fasilitas gedung megah namun masih belum dimaksimalkan. 

Bahkan untuk ukuran gedung yang baru diresmikan pada 4 tahun lalu, perawatan gedung tergolong buruk. Contohnya lift rusak, AC tidak terasa, toilet yang sudah banyak mengalami kerusakan, serta ada alat-alat canggih rusak atau sengaja tidak difungsikan.

Toilet
Lift

Westafel





Langit-Langir Toilet


Informasi :
Jam Operasional Perpustakaan  : Senin - Minggu : 09:00 - 20.00 WIB (Kecuali Hari Libur Nasional)

Share:

Senin, 15 Februari 2016

Katedral, Objek Wisata Peninggalan Belanda Yang Mempesona

Objek Wisata Di Jakarta

Jika kalian sedang berada di Jakarta tidak ada salahnya mengunjungi objek wisata yang satu ini. Tempat yang kental dengan daya magis dan spiritnya ini adalah salah satu bangunan peninggalan Belanda terindah di Indonesia. Bahkan hampir setiap hari selalu ada wisatawan asing yang berkunjung dan mengabadikan keadaan di dalam dan luar gedung gereja Katedral.

Setiap hari pintu gereja Katedral Jakarta selalu terbuka bagi siapa saja. 

Saat pertama kali menginjakan kaki di dalam gedung yang letaknya bersebarangan dengan lapangan banteng ini, saya langsung disapa suasana hening yang penuh spirit.

Bangunan dengan desain artsitektur bergaya neo-gotik Eropa seakan membawa saya larut bernostalgia ke dalam kehidupan masyarakat Eropa beberapa abad yang lalu.

Objek Wisata Di Jakarta


Objek Wisata Di Jakarta

Objek Wisata Di Jakarta


Indah dan menakjubkan, jarang-jarang ada gereja di Asia bergaya Eropa kuno seperti Katedral, pantaslah jika Pemerintah memasukkan gereja Katedral Jakarta sebagai cagar budaya.

Karena keindahannya, bangunan sakral umat katolik ini sering dijadikan lokasi foto prewedding oleh banyak calon pasangan pengantin.

Kalau ingin menikmati keindahan arsitektur gereja Katedral saran saya lebih baik berkunjung di hari kerja, hindari datang di akhir pekan, karena pada Sabtu dan Minggu, gedung tersebut di pakai ibadah oleh umat Katolik.  

Sejarah Katedral

Objek Wisata Di Jakarta


Gereja yang memiliki nama resmi St Maria Pelindung Di Angkat ke Surga ini memiliki sejarah yang panjang hingga bisa berdiri kokoh berdampingan dengan Masjid Istiqal. Awalnya gereja Katedral tidak berlokasi di tempat sekarang.

Semua itu berawal ketika pastor Nelissen bersama pastor Prinsen mendapat pinjaman dari pemerintah kolonial Belanda, sebuah rumah bambu yang berlokasi di pojok barat daya Buffelvelt (sekarang menjadi gedung departemen agama) untuk digunakan sebagai gereja, dan menggunakan rumah tinggal perwira sebagai rumah pastoral.

Setahun sesudahnya, umat Katolik mendapat hibah tanah di sebelah barat laut Lapangan Banteng dekat pintu air sebagai pengganti rumah bambu. Namun karena tidak ada dana, pembangunan gereja tidak eksekusi.

Tak mau putus asa, pihak gereja meminta kepada pemerintah Batavia untuk diberikan sebuah bangunan kecil yang berlokasi di jalan Kenanga di kawasan Senen untuk dijadikan gereja Katolik. Setelah dilakukan renovasi, bangunan itu kemudian dijadikan gereja Katolik dengan kapasitas daya tampung 200 jemaat.

Namun naas pada 1826 terjadi kebakaran hebat yang membumihanguskan bangunan di kawasan Senen termasuk gedung pastoral, beruntung bangunan gereja tidak ikut terbakar meski mengalami kerusakan. Pasca kebakaran, bangunan gereja yang rusak tidak direnovasi, mengingat tanah tersebut bukanlah tanah milik gereja.

Umat Katolik akhirnya memperoleh tempat yang baru untuk dijadikan gereja. Tempat tersebut adalah rumah dinas gurbernur jenderal yang telah kosong. Bangunan beserta tanah seluas 34x15 meter persegi itu diberikan kepada pihak gereja dengan membayar 20 ribu gulden, dengan rincian pihak gereja memperoleh 10 ribu gulden untuk perbaikan gereja. Selain itu, gereja juga diberi pinjaman uang senilai 8 gulden yang harus dilunasi dalam jangka waktu setahun.

Gereja katedral kembali mengalami musibah setelah bangunannya ambruk pada 1890, kejadian tersebut terjadi tiga hari setelah gereja merayakan paskah. Butuh waktu satu tahun untuk memulai renovasi gereja yang dibagi dalam dua tahap. Dengan berbagai kendala, akhirnya renovasi yang menghabiskan waktu selama 10 tahun itu selesai dilaksanakan.

Objek Wisata Di Jakarta


Tercatat sudah 2 kali bangunan gereja ini mengalami pemugaran, pertama pada tahun 1988 dan 2002. Tidak perlu khawatir kepanasan karena sejak 2013 Gereja Katedral sudah dilengkapi pendingin ruangan (AC).




Share:

Stats

Diberdayakan oleh Blogger.

Your Comment

Followers

Text Widget

Copyright © Mikhael Wr Blog | Powered by Blogger Design by PWT | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com