Walau banyak keluhan terhadap layanan kesehatan BPJS, namun
tetap saja masyarakat memburu fasiltas kesehatan tersebut. Baik yang
mendapatkan secara gratis, membayar tiap bulan atau dibayari kantor. Masyarakat berbondong-bondong menyerbu RS yang bekerja sama dengan layanan BPJS.
Apakah ini artinya BPJS memberi efek positif, masyarakat
jadi sadar terhadap kesehatan atau jangan-jangan karena warga memang tidak
ada pilihan? Jadi seburuk apapun pelayanan BPJS kesehatan, ini tetap solusi jitu bagi masyarakat untuk berobat ke RS.
BPJS Kesehatan ibarat anak tangga yang bisa dinaiki siapa
saja yang ingin berobat. Sebelum kehadiran BPJS, masyarakat cenderung malas ke
Rumah Sakit. Alasannya bisa bermacam-macam, takut tahu kondisi sebenarnya dari
penyakitnya, takut pengobatannya harus berkelanjutan karena sekali berobat
pasti akan disuruh kembali, takut disuruh tes darah, rontgen, atau melakukan tindakan
medis lain yang berujung pada membengkaknya nominal rupiah yang harus dibayar.
Jadi uang menghalangi warga Indonesia untuk berobat ke
RS. Maklum biaya pengobatan di RS masih tergolong malah bagi sebagian besar
masyarakat Indonesia.
Sekarang dengan hanya membayar iuran perbulan Rp 25.500
(Kelas 3), Rp 42.500 (Kelas 2) dan Rp 59.500 (Kelas 1) masyarakat bisa mendapat
banyak manfaatnya. Misalnya untuk operasi pengangkatan tumor atau kanker, pasien
BPJS tidak akan dikenakan biaya alias gratis.Yang membedakan antara kelas 3,
2,1 adalah ruang perawatannya. Jika ikut kelas 1 maka akan dirawat di kelas 1
dan begitu seterusnya, untuk jenis obat yang didapatpun sama saja. Sementara
masyarakat yang mendapatkan BPJS kesehatan gratis akan mendapatkan fasilitas
sama dengan BPJS Kelas 3.
Oke sekarang kita kembali lagi ke pembahasan awal terkait
dengan membludaknya pasien di RS rujukan BPJS.Kondisi ini adalah di Lt 4 RS
Pelni Petamburan Jakarta Barat. Ruangan ini adalah Poli Rehab Medik, lihat
kondisinya sangat ramai sekali bahkan ada yang duduk di lantai.
Sementara ini adalah pasien yang sedang menunggu terapi
Antrean juga terjadi di luar ruangan, karena tidak mendapat
tempat duduk banyak pasien menunggu di ruang pendaftaran.
Saya biasanya selalu mengantarkan mama terapi lutut yang
terkena pengapuran dan terapi pinggang karena saraf kejepit serta ada keretakan
tulang. Menunggu antre seperti ini bisa sampai 2 jam, padahal terapi hanya
sekitar 12 menit/alat, mama saya terapi dengan 2 alat jadi tidak sampai 30 menit. Kondisi ini baru di satu poli masih banyak poli lain di RS
Pelni.
Bagaimana tertarikah anda? Jika memang kondisi keuangan anda terbatas
BPJS Kesehatan adalah solusi jitu, namun jika kondisi finansial berlebih lebih
baik berobat umum saja atau pakai asuransi swasta saja. Dijamin lebih cepat dan
mendapatkan obat yang paten (Tidak Generik).
0 komentar:
Posting Komentar